Suaranya tercekat, “ini…” Surat itu adalah panggilan sidang gugatan cerai untuk Rendi. Saroh terdiam. Mulutnya perlahan tertutup rapat. "Apa tuh, Bu?" tanya Roro sambil menyipitkan mata, penasaran. Tanpa menjawab, Saroh menyerahkan surat itu kepada Roro. Roro membaca isinya dengan seksama. Beberapa detik kemudian, senyum tipis menghias wajahnya. "Surat panggilan mediasi," gumamnya. "Dewi menggugat cerai adikmu." Roro meletakkan surat itu di atas meja. Ia melipat tangan di d**a, lalu mengangguk pelan dengan nada yang terdengar seperti keputusan bulat. "Jangan kasih tahu Rendi, Bu," ujarnya. "Biarkan saja mereka cerai. Lagian Dewi juga nggak akan mau lagi sama Rendi. Dia sudah tahu Rendi membohonginya selama lima tahun." Ia menatap ibunya yang masih diam memandangi surat itu. "Biar Re

