Pintu depan terbuka, dan begitu sosok di baliknya terlihat jelas, Dewi terdiam kaku. Bukan... bukan Rendi seperti yang ditakutkan semalaman. Tapi justru... “Sadewa?” ucap Dewi pelan, hampir seperti gumaman. Pria itu berdiri dengan senyum tenang di bibirnya. Ia mengenakan kemeja abu muda dan celana panjang hitam. Rapi. Wangi. Tetap sederhana tapi berwibawa. “Halo, Mbak Dewi...” sapa Sadewa sopan, suaranya tak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu. Beberapa detik Dewi hanya menatap tanpa berkata apa-apa sampai Adit muncul dari dalam rumah. “Oh, udah datang. Masuk, masuk,” ucap Adit santai, seolah kedatangan Sadewa bukan hal yang mengejutkan sama sekali. Dengan santai Adit merangkul pundak Dewi—gerakan yang membuat Dewi otomatis bergeser, memberi ruang bagi Sadewa untuk melangkah m

