TIGA PULUH DELAPAN

1092 Kata

Ian terus memeluk Meta yang sudah tenang di pelukannya. Kekasihnya itu bahkan tertidur pulas di dekapan Ian, sementara Ian tak kunjung selesai mengusap bulir demi bulir yang masih saja tak terbendung kedua pelupuknya. Ian menangis tanpa suara. Sesekali ia masih menatap tumit Meta yang berlumuran cairan antiseptik berwarna kuning kecoklatan. Meta selalu histeris dengan berteriak, menutup telinganya, menggeleng cepat, menjambak rambutnya sendiri dan menggesek-gesekkan tumitnya seolah ia sedang berusaha melawan orang yang hendak menyakitinya. Sudah dua tahun. Sudah dua tahun Meta tak pernah histeris separah ini. Bahkan beberapa kali Ian mencumbunya, batasan-batasan yang memancing kepanikan Meta kian bergeser. Meta sudah bisa mengendalikan ketakutannya. Begitu perlakuan Ian mulai memancing t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN