79: MESSAGE

1895 Kata

The dead may be silent, but their truth never fades. And when the past whispers, the brave must listen. *** Eldra lekat menatap layar, meski satu tangannya kini menggenggam kembali jemari Sofi. Ia menunggu dengan sabar pesannya dibalas. “Bubbie?” “Apa, baby?” “Ini tuh kalau di film-film adegannya cuma lihat-lihatan doang, ngomong mah ngga.” “Lihat-lihatan sama Banjo? Dih! Ogah amat! Sorry, aku normal!” Sofi sontak tergelak. “Bukan gitu maksud aku, El.” “Ya ngga bakal lihat-lihatan juga, Sof. Deg-degan kagak, mual iya.” “Ngeri banget fantasi cewek lo, bro,” sambar River seraya tergelak. Sofi mencubit lengan Eldra, gemas. Eldra meringis, tapi tetap fokus ke layar. Namun, belum ada balasan sama sekali. Sepertinya, Banjo hanya terpaku di posisinya, atau ia tengah meninggalkan kursin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN