160:PATH OF RUSTLING LEAVES

1839 Kata

Sometimes, love doesn’t bloom in grand moments, but in soft laughter by the stove and leaves drifting gently to the ground. *** Pagi itu, Shanghai masih berkabut, suasana yang tak asing menyapa saat musim gugur. Seperti selimut yang enggan disingkap, bayang-bayang gedung tinggi samar terlihat dari jendela kamar hotel mereka. Sofi berdiri di balik kaca, wajahnya segar dengan riasan sederhana, secangkir teh hangat di tangan, mengenakan kimono linen hotel berwarna mutiara. Suara air dari kamar mandi menjadi latar, mengisyaratkan Eldra yang masih bersiap. Ia mengangkat kameranya, mengabadikan suasana kota dalam satu frame. “Barusan gue kirim fotonya ke lo,” ujar Sofi ke Reina di ujung panggilan. “Lo nilai sendiri, cakep ngga.” “Wait, ngintip dari laptop sebentar,” tanggap Reina. “Tumben

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN