Not all truths can heal wounds, but together, we can learn to stand tall. *** “Papi jadi ikut jemput Appa and the gang?” tanya Sofi yang baru saja menyelesaikan tugas jalan beberapa keliling selasar wali pasien—dalam pengawasan Meta—pagi itu. Semewah apapun kamar rawat inapnya, tetap saja lebih nyaman kamar di rumah sendiri bukan? Dan ia benar-benar ingin cepat diizinkan pulang. Ian yang baru saja keluar dari kamar mandi menjawab dengan anggukan. “Ayo, Kakak makan dulu. Papi ngga pergi kalau Kakak belum sarapan.” “Memang pesawatnya landing jam berapa, Pi?” “Jam sepuluh.” “Harusnya Papi sudah jalan dong?” ujar Sofi lagi seraya menatap jam yang menggantung di salah satu sisi dinding ruangan itu. “Kan itu landing-nya, Kak. Belum urusan imigrasi, bagasi, dan lain sebagainya.” “Iya sih.