The past never truly dies—it lingers in the shadows, waiting for the perfect moment to strike. *** “Papa ke kantor atau pulang?” tanya Eldra seraya menata ulang surainya. Peninggalan Devan tak lagi melekat di tubuhnya kecuai set pakaian—itu pun tiruan, bukan warisan. Dirga tergelak, menertawakan situasi yang terjadi. “Papa tuh heran, Bang.” “Kenapa, Pa?” “Papa tuh suka jealous sama Devan. Tapi, sebatas itu aja.” “Bukan yang melekat, ya Pa?” “Hmm,” gumam Dirga seraya mengangguk. “Kayak … di satu masa kami bersahabat, mencintai perempuan yang sama, tapi Devan yang menikah dengan Andien. Satu hari Devan berpulang, Papa ngungkapin perasaan Papa ke Mama, lalu kami menikah. Papa ngga pernah punya perasaan ngga cocok dan sejenisnya ke kalian bertiga. Hati Papa smooth banget langsung sayang