198: THE OASIS

2285 Kata

Sometimes the safest place isn’t a house or a park—it’s where someone is still willing to listen. *** “Seperti yang kamu lihat,” jawab Lester seraya mengangkat kedua tangan seakan memperkenalkan dirinya kembali. Gesture pemuda itu membuat Eldra memindai teman SMP-nya tersebut dari ujung kepala hingga kaki. Dulu, Lester adalah satu dari segelintir siswa yang selalu tampil trendi dengan seragam sekolah—rapi, sepatu branded, gaya rambut yang selalu up to date—yang jika dipikir-pikir sekarang terlalu ‘drama’ untuk ukuran remaja. Tapi kini, sosok di hadapannya itu jauh dari impresi masa lalu. Model surainya tak jelas arah, seperti belum tersentuh sisir dalam beberapa hari. Janggutnya tumbuh tak rata, agak keriting dan dibiarkan merajalela di sepanjang rahang. Sorot matanya redup, dengan kan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN