Lampu ruang tamu yang tadinya mati kini telah dinyalakan oleh Anya, seketika ruangan itu berubah menjadi terang. Cahaya lampu berpendar lembut di dinding, menyorot perabotan yang tertata rapi. Namun, mereka tak berlama-lama di sana. Anya dan Shaka lebih memilih duduk di ruang keluarga, tempat sofa empuk yang jauh lebih nyaman dibandingkan kursi ruang tamu yang cenderung lebih formal. Anya meraih jedai dari meja kecil di sebelah sofa dan menjepit rambutnya yang tadi tergerai hasil blow dari salon. Gerakannya santai, tapi tetap anggun di mata Shaka yang terus melihat ke arahnya. "Ayang mau minum nggak?" tanya Anya seraya menoleh ke arah Shaka yang sudah bersandar nyaman di sofa. Shaka menggeleng kecil. "Nggak usah deh, perutku masih kenyang banget. Kayaknya tadi kebanyakan makan dan minum