Dini menoleh ke arah Adam. Baru kali ini Adm membentaknya dengan suara keras dan lantang. "Mas Adam ...." lirih dini berucap. Adam berjalan menghampiri Ibu Mita lalu mengangkat tubuh wanita paruh baya itu yang sudah berlumuran darah. Lalu membawanya ke mobil untuk segera di abwa ke rumah sakit. Dini pun bangkit berdiri dan mengikuti dari belakang. "Berhenti. Tidak usah ikut!! Kamu itu hnaya akan membawa bencan. Ancaman itu nyata Dini, sekarang lihat, nyawa Ibuku menjadi taruhannya!!" ucap Adam dengan membentak. "tapi Mas Adam ... Dini ingi tahu keadaan Ibu," ucap Dini pelan. "Tidak perlu!! Sudah cukup!! Aku tidak ingin melihatmu lagi!! Pergi jauh dari hadapan Mas dan Ibu. Selamanya kamu akan menjadi wanita hina yang tidak akan pernah bisa menjadi berlian!! Kamu paham!! Pergi dari rum