Dini menggelengkan kepalanya dan mencoba menatap Siska dan mempertanyakan ucapannya. "Aku tak mengenalnya Nyonya Siska," jawab Dini dengan suara lirih. Siska membalas tatapan Dini dengan tajam dan mencengkeram rahang Dini hingga kuku-kuku panjang Siska pun terasa menusuk di kulit Dini dan meninggalkan bekas kemerahan di kulit putihnya. "Dengarkan aku, Dini!! Selamanya aku benci kamu!!" teriak Siska dengan keras. Cengkeraman itu di lepas. Entah setan apa yang merasuki Siska, hingga selalu ingin menyisa Dini yang membuatnya selalu bahagia. Siska meninggalkan kamar Dini, memberikan ruang untuk Dini sedikit bernapas atas hari ini. BRAK!! Pintu kamar tidur utama itu di buka dan di tutup kembali dengan kasr oleh Siska. Rudi sudah berada di dalam dengan segelas wyne di tangannya. Sudah d

