Kemarahan berdenyut dalam diriku saat aku mencengkeram tasku erat-erat dan menyerbu melintasi tempat parkir restoran menuju Grab pesananku. Aku tidak percaya Tania menyuruhku pergi makan siang dengan wanita jalang itu. Ketika aku masih muda, dia selalu membuat komentar kecil, tetapi tidak pernah memiliki nyali untuk berbicara kepadaku seperti yang dia lakukan hari ini. Kurasa dia pikir sekarang dia bisa mengatakan apa yang dia inginkan karena aku sudah dewasa. Aku hanya tidak berpikir dia mengharapkanku untuk membalas seperti yang kulakukan. "Ke PT. Raharja Impors?" tanya pengemudi, melihat aplikasi untuk memverifikasi tujuan aku. "Ya, betul. Kalau kita sampai di sana dengan cepat, aku akan memberi tip yang banyak." Aku tidak sabar untuk tiba di sana dan memberi tahu Janu apa yang te