Janu. Sejak Bella pergi, yang aku lakukan hanyalah menyibukkan diri dengan pekerjaan. Berkali-kali, aku memastikan bahwa aku sibuk. Saking sibuknya aku tidak bisa berpikir, apalagi tidur. Aku lelah tetapi setiap kali aku menutup mata, aku melihat wajahnya. Suaranya memanggilku untuk menemukannya, namun aku tahu itu tidak mungkin. "Janu, apa yang kamu lakukan?" Toni, supervisor proyekku, bertanya saat aku berdiri di dermaga menatap peti kemas yang sedang dibongkar. "Tidak ada, aku hanya memikirkan sesuatu," jawabku sambil melihat kembali ke arah papan klip di tanganku. Berkali-kali, aku merasa ada yang salah pada diriku, tetapi itu bukan sesuatu yang bisa saya ceritakan pada orang lain. Aku harus menyelesaikan semuanya sendiri. "Hei, Janu!" terdengar sebuah teriakan dari belakangku hin