Lexy menoleh cepat, menatap bingung ibunya yang justru menunjukkan wajahnya serius. Wanita itu merasa khawatir ada sesuatu yang gawat. “Ada apa, Mommy?” “Kalau seandainya, acara pernikahan semakin dipercepat, bagaimana, Sayang? Apa kau merasa keberatan?” “Kenapa memangnya, Mom?” “Mommy hanya ingin merasa tenang, Sayang. Tak lagi khawatir dengan keadaanmu.” “Tapi, bukankah memang pernikahan akan dipercepat karena masalah Darren kemarin? Awalnya tahun depan, lalu menjadi maju tiga bulan lebih awal dan sekarang mau dipercepat kembali? Kenapa?” Jean menghela nafas, sebenarnya ia juga ragu untuk mengatakan hal ini. Tapi, mengingat kejadian belakangan ini cukup sedikit ekstrim, akhirnya wanita paruh baya itu mulai memikirkan juga nasib anak perempuan dan cucunya itu. Tak ingin, jika mereka