“Yuka, tunggu dulu!” teriak Mr. Yamazaki, kembali menghentikan langkah kaki putrinya. Yuka berhenti, menoleh sambil membalik tubuhnya menatap Mr. Yamazaki dengan kebingungan, “Ada apa lagi, Dad? Jangan menyita waktuku! Aku harus segera sampai di hutan!” Pria tua itu, menatap putrinya kembali dengan tatapan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ia tahu betul memang, dendam yang menghantui dan membara di dalam diri Yuka. Tapi, wanita itu selalu saja enggan untuk mendengarkan apa yang seharusnya didengarkan. “Yuka, coba sekali ini saja, dengarkan Daddy dulu,” pintanya dengan suara yang lembut. Mencoba untuk memberikan pengertian namun balasan yang didapatkan olehnya adalah tatapan dingin tanpa sepatah kata pun. “Kali ini apa lagi, Dad? Semua sudah ada di depan mataku. Aku ingin menyeles