Pagi hari nya Al terbangun karena El yang dengan teganya mencubit perutnya. " Auw.... sayang, kenapa kau mencubitku! Sakit !" Al meringis menahan sedikit nyeri bekas cubitan El. Diusap perutnya dan dengan malas Al membuka matanya. Wajah El yang cemberut dan seolah penuh kekesalan ditunjukkan nya kepada Al. Dengan gemas Al mendekatkan wajahnya dan tanpa bisa mengelak, El hanya pasrah saat Al mencium lembut bibirnya. Tangan Al masih memeluk erat pinggang El. " Selamat pagi sayang...." ucap Al dengan disertai senyuman manis tapi bagi El senyum Al itu terlihat mengerikan. Terlebih sifat m***m Al yang melekat pada wajah tampan lelaki itu. Membuat El semakin tak nyaman saja. Dia tak menjawab sapaan Al, tapi justru meronta ingin lepas dari dekapan lelaki yang telah menjadi suaminya sejak satu