Begitu Adi sadar Yanti tidak sendiri, wajah pria itu langsung menegang. “Maaf, ada apa, Ya? Ada yang bisa dibantu?” tanyanya. “Ada hubungan apa kamu dengan putri saya?!” Suara ayah Yanti cukup membuat nyali Adi menciut. ‘Apa yang sudah terjadi?’ batinnya. “Maaf, Pak, saya tidak mengerti apa maksud Bapak.” “Tidak usah berpura-pura! Katakan saja!” Yanti menggeleng-geleng pelan kepada Adi. Tujuannya agar Adi tidak membuka rahasia. “Maaf, Pak, saya hanya berteman dengan Yanti.” “Lalu, apa yang tadi kalian lakukan di motel? Sejak kapan kalian dekat? Apa kamu tidak pernah melakukan hal buruk terhadap putri saya? Apa bukan kamu yang membuat putri saya hamil?” cerca ayah Yanti. Adi diam. “Kalau memang kamu yang menghamili putri saya, bukan Nak Enggar, kamu harus nikahi dia! Saya