DUA PULUH EMPAT

1563 Kata

Cinta, pengorbanan dan rasa sakit. Apakah harus dirasakan sekaligus. Ini begitu terasa pahit seperti memakan empedu yang melebur di dalam lidah. Kebersamaan, canda tawa, dan gerutuan manis itu perlahan menghilang tergantikan dengan setetes air mata kekecewaan. Tubuh Aldra bergetar, terlalu pengecut untuk bisa menahan gejolak amarah yang sedari tadi ditahannya. Apa wanita itu benar-benar tidak memiliki perasaan sedikit pun terhadapnya? Berengsek! Sekali lagi Aldra hanya bisa memaki dan membanting segala apa yang berada di dalam kamar yang dulu ditempati Alika. Memorak-porandakan sesuatu yang masih bersangkutan dengan gadis itu. Aldra terlalu kecewa dengan kata-kata Alika. Sampai jeritan Hana dari arah pintu luar tidak dihiraukannya. Tubuh Aldra merosot ke lantai, menjamb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN