Maaf...

2001 Kata

Pernikahan ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku juga merasa bahwa Abrisam lebih menghargaiku dan tidak lagi menyuruhku ini itu lagi. Aku bahkan sudah tidak perlu lagi bangun pagi sekali hanya untuk melayani dirinya. Karena Abrisam sudah lebih dulu bangun untuku. "Selamat pagi istriku!" Dia meletakan minuman hangat di atas meja. Tadi malam pun kami bercinta hingga malam. Dan aku masih merasakan bagaimana hangatnya ranjang kami. Aku tersenyum malu ketika bagaimana hebatnya seorang Abrisam malam itu. Dia menyentuhku dengan lembut sekaligus begitu hebat. Aku sungguh sangat menyukai setiap kali ia menyentuh ku begitu. "Terima kasih." AKu meraih minuman hangat itu dan menautkan kedua alis, karena minuman itu tidak pernah aku minum sebelumnya. "ini apa?" tanyaku padanya. dia terse

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN