Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Fhiona menatap pada sahabatnya—yang menatapnya dengan pandangan heran. Fhiona menceritakan bagaimana dirinya mendatangi Gavin dan jalang pria itu tadi malam. Membuat sahabat Fhiona tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Fhiona. “Kau memang benar sudah gila. Aku sudah sering mengatakan, kau cari lelaki lain saja. Gavin itu tidak pantas untukmu.” Sari—sahabat Fhiona tidak ingin Fhiona menjadi wanita bodoh terus-menerus. Dengan mengejar Gavin, sedangkan pria itu tidak mencintai Fhiona. Bahkan tidak melirik Fhiona sama sekali. Fhiona cantik dan berkelas, tentunya banyak yang mau dengan Fhiona, tapi, Fhiona hanya mau dengan Gavin seorang dan selalu mengejar Gavin. Fhiona memang gadis bodoh. “Aku memang sudah gila. Hatiku hanya untuk Gavi

