" Siapa laki-laki itu, kenapa mereka begitu akrab?" Permana mengintip dari balik pintu ruang rawat Luna. "Ceklek ." suara pintu dibuka oleh Permana. "Euhh, saya kembali ke ruangan yang lain, semoga nanti semakin membaik dan segera pulang ya Luna," ujar Berryl . "Mari pak" Berryl mengangguk namun Permana hanya menatap datar Berryl. "Kalian terlihat sangat akrab, apa begitu seharusnya komunikasi antara pasien dan dokter?" Permana terlihat mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu pak Permana, kurasa aku hanya bersikap ramah saja, apa salahnya?" Luna menatap tajam ke arah Permana . "Jaga sikap kamu, kamu istri saya, dan kamu adalah ibu walikota di kota ini, mengerti!" Suara Permana terdengar rendah namun menekan. "Kalau begitu... biarkan aku lepas dari gelar itu, "ujar Luna memalingka