Bab 23 Curhat

1164 Kata

Malam itu, Yogyakarta masih terasa hangat meski angin malam sudah mulai menyelinap di antara celah-celah bangku plastik warung lalapan kaki lima. Di bawah cahaya lampu kuning temaram, Leo dan Naya duduk berdampingan. Aroma ayam goreng, sambal terasi, dan lalapan segar memenuhi udara. Naya terlihat bahagia. Senyumannya mengembang sejak tadi. "Happy?" Naya mengangguk, "Aku suka makan di sini. Makanannya enak banget." Leo menoleh ke arahnya, tersenyum. "Karena duduknya sama aku." "Narsis!" "Tapi, kamu naksir kan?" Naya hanya mendengus kecil, tapi pipinya bersemu merah. Setelah makan, mereka berjalan pelan menuju tempat parkir mobil, menyatu dengan keramaian khas kota yang tak pernah benar-benar tidur. Sebelum memasuki gang menuju kosan, Naya menoleh. "Antar aku sampai depan aja ya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN