Bab 12 Dua hati Satu Cinta

1057 Kata

Setelah pamit dari rumah Naya, Leo menyetir pelan. Kota Yogyakarta sudah mulai berganti malam. Lampu jalan menyala satu per satu, menyorot jalanan yang basah oleh gerimis. Angin malam dingin menusuk, untungnya Leo memakai jaket kulit sehingga dia tidak terlalu kedinginan. Di dalam mobil, ia masih bisa mencium aroma rambut Naya yang sempat menyentuh bahunya saat berpamitan. Lembut. Menguatkan. Tapi sekarang, dia harus pulang, menemui mamanya. Keluarganya menyambutnya dengan ramah. Namun, jalan menuju tujuannya, pernikahan, masih panjang. Ada hal yang harus diselesaikan, meski tidak pernah instan. Mobilnya berhenti di halaman rumah keluarga. Rumah besar dengan taman kecil yang rapi—dan lampu teras yang selalu menyala. Leo memarkirkan mobilnya di garasi rumah lalu keluar, membawa satu ko

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN