“Huek ... huek!” Keluarlah isi perut Yaya setelah dibawa kebut-kebutan sama Pasha. Perutnya yang sudah dipenuhi makanan enak akhirnya keluar begitu saja. Pasha menarik napas dalam-dalam, walau tadi ia sempat terkejut melihat gadis itu muntah-muntah di dalam mobil. Bisa kebayangkan bagaimana bau muntahan yang kurang sedap menguar di dalam mobil Pasha, meski isi perut gadis itu ditadah dengan kedua tangannya sendiri. Mobil Pasha sudah berada di luar lobby perusahaan, hanya saja mereka berdua tidak bisa langsung turun. Pasha mengapai tong sampah kecil yang tersedia di balik jok kemudi, kemudian mengambil beberapa helai tisu untuk diberikan pada gadis itu. “Buang muntahannya ke sini,” pinta Pasha seraya mendekati tong sampah itu ke hadapan gadis itu. Yaya menurutinya, muntahan yang m