> BAB 2 <

1183 Kata
Ular besar dan panjang itu terus melilit badanku, lidahnya yang bercabang dua tak henti-hentinya menjulur-julur keluar dan menjilati leherku, selain geli dengan sentuhannya, aku juga sangat takut padanya. Aku fobia terhadap ular. Hii .... Aku berusaha memberontak dari lilitannya, tapi apalah daya?! Tenagaku kalah jauh jika dibandingkan dengan tenaganya. Ular itu sangat besar, aku hanya mampu memejamkan mata merasakan sentuhannya. "Ah ... A-aku mohon ... lepaskan, Aku. Jangan membunuhku, aku sangat mencintai papa, kalau aku tiada, beliau akan hidup dengan siapa?" desahku sambil terus memejamkan mata merasakan ketakutan yang luar biasa. "Buka matamu, Sayang, aku tidak akan membunuhmu, aku hanya ingin kau membantuku berubah wujud untuk menjadi manusia seutuhnya, dekati, Aku," jawab ular itu, sambil mendesiskan suara ke telingaku. Aku sontak terkejut mendengar ucapannya!! Mana mungkin ular sebesar itu bisa berbicara?! Bukankah dia adalah hewan?! Karna penasaran, aku membuka mataku dengan perlahan. Dan setelah mataku terbuka .... "Aaaakkhhh!!" teriakku tak berdaya. Aku terkejut melihatnya, dia bukan hanya ular!! Melainkan siluman!! Kepalanya berbentuk manusia dan dari pinggang ke bawah berbentuk ular hitam raksasa yang sangat mengerikan, dia seperti monster. "Aakhhh!!! Papa!! Tolong, Zahra!! Paman penjaga!! Bibi!! Siska!! Tolong, Aku!!" teriakku seperti orang kesetanan. Aku benar-benar seperti di ambang kematian, ular itu benar-benar sangat mengerikan dan membuatku takut setengah mati. Tapi .... Setelah diamati dia tampan juga, meski dalam hati ketakutan luar biasa tapi setelah berusaha tenang, aku sangat mengaguminya, dia sangat tampan. Bak pangeran dalam khayalan yang selama ini aku bayangkan. Dan yang lebih membuatku terkejut lagi, orang itu seperti Wira, orang yang baru datang ke rumah papa. "Wira pramuja!!" seruku gemetar. "Sssssshhhsss--" desisnya terlihat seksi. Entah kenapa wajahnya benar-benar mirip dengan pria yang aku temui tadi sore?! Apakah Wira adalah siluman ular?! Lalu kenapa dia menggangguku?! Apalagi berani memasuki kamarku!! Kenapa dia berani melakukan itu?! "Sssttt ... diamlah, Nona Cantik. Aku tidak akan memakanmu, Aku hanya ingin dekat denganmu, kau terlalu cantik untuk dijadikan makanan," desahnya pas di lubang telingaku. "Ah ... lepaskan, Aku. Ular brengsek! Aku akan mengadukanmu pada papa!! Apa kau tidak takut padanya?! Aku akan mengadukanmu agar kau di pecat! Dasar ular kurang ajar!" desisku kesal. "Astaga!! Lihatlah!! Kita sangat serasi, Sayang. Bahkan kau juga mendesis sama seperti diriku, Nona cantik. Ah ... Aku semakin menginginkanmu, setelah bertahun-tahun, aku dalam kesendirian dan akhirnya aku mendapatkan apa yang aku inginkan," ucap ular mirip Pramuja membuatku bergetar hebat. Pramuja masih saja melilit tubuhku dengan ekornya dan kali ini dia angkat diriku dari tempat tidur hingga posisiku seperti melayang. Seluruh kamar terasa penuh dengan badan ularnya. Aku juga terus berteriak-teriak tapi tetap saja tidak ada jawaban, yang ada hanyalah kesunyian semata. Aku juga merasa heran pada semua penjaga dan juga para pelayan papa, biasanya mereka akan selalu sigap dan bangun saat mendegarkan suaraku meskipun itu di tengah malam. Tapi sekarang! Bahkan aku berteriak sampai suaraku habis pun tidak ada yang datang ataupun mendengar. Aneh! Ya, sangat aneh. Karna kesal dan tidak tahu harus berbuat apa?! Aku menatap Pramuja dengan jengkel. "Apa maumu?! Turunkan aku, Wira pramuja!! Aku lelah!! Besok banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan," ucapku berusaha memberontak dari lilitannya. "Kerjaan?! Apa gadis semanja dan secantik dirimu mempunyai pekerjaan?" tanya Pramuja, seakan-akan meremehkan diriku. "Cih! Aku bukan gadis pemalas, Ular bodoh! Aku tidak manja seperti gadis-gadis kota pada umumnya, aku sering membantu Papa dengan meninjau pekerbunannya, kalau kau tidak tahu, sebaiknya kau jaga ucapanmu itu!! Dasar ular!" protesku kesal. "Uuuhh ... jadi kau lelah ya?" tanya Pramuja sambil mendekatkan ekor yang tengah melilit badanku itu ke badan kekarnya. "I-iya," jawabku gemetar. "Apa kau mau turun?" desahnya lagi di atas bibirku. "Iya," jawabku singkat. "Kalau begitu cium, Aku. Setelah itu aku berjanji akan menurunkanmu," desahnya dan langsung kutampar wajahnya agar bisa bersikap sopan, ditambah lagi Aku sudah hilang kesabaran. PLAK!! "Aaah!" desahnya bukannya marah tapi malah menjilati tanganku. Karnanya bulu kudukku merinding. "Su-sudah berkali-kali aku bilang!! Jaga batasanmu dan jangan sekali-sekali bersikap kurang ajar padaku. Aku mempunyai harga diri, Ular bodoh!! Aku tidak sama seperti dirimu yang hanya seekor hewan," desisku penuh amarah. Pramuja hanya tertawa sambil memegangi pipinya. Dia menatapku dengan jarak yang lebih dekat dan setelah itu melumat bibirku dengan ganas. Tanganku dia pegangi dengan tangan kekarnya. "Umphh ... le-epaskan aku, Ular bodoh! Aku sangat membencimu," ucapku di sela-sela ciumannya. "Melepaskanmu?! Tidak akan," desis ular mirip Pramuja, nakal. "Aaahh ...." Setelah beberapa menit menciumi bibirku hingga bengkak, Pramuja melepaskan lilitannya dan membaringkan badanku di ranjang. Dia memejamkan matanya selama beberapa saat dan setelah beberapa saat dia memejamkan mata, badan setengah ularnya itu berubah total menjadi manusia seutuhnya. Sangat kekar, tinggi, seksi dan berotot. Tapi yang membuatku takut sekaligus malu, dia telanjang bulat dan sama sekali tidak memakai baju. "Astaga!!" teriakku dan langsung menutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku. "Dasar bodoh! Apa kau tidak memiliki rasa malu?! Kau telanjang di hadapan seorang gadis, Pramuja!! Dasar jelmaan ular!" teriakku salah tingkah. Entah kenapa nama Pramuja keluar begitu saja. "Buka matamu, Nona manis. Aku memang jelmaan ular dan aku tidak mempunyai rasa malu. Aku tidak memperdulikan apapun. Aku sangat mengagumimu, Sayang ... maka dari itu aku telanjang di hadapanmu. Buka matamu sayang ... nikmati tubuhku dengan sepuas hatimu," ucapnya lagi membuat hatiku berdebar-debar tidak karuan. "Da-dasar bodoh! Menyingkirlah tuan Wira pramuja!! Kau membuatku takut," usirku mendorong tubuhnya. "Ayolah, Sayang ... milikku sudah menegang, ijinkan aku memasuki milikmu, Sayang ... kau sangat cantik di mataku, aku mencintaimu, uhh ... sayangku--" desahnya membuatku ngeri. Pramuja melepaskan cengkeramannya di telapak tanganku dan tangan kekarnya langsung merobek baju tidurku. "Aakkhh!! Apa yang kau lakukan, Ular bodoh?! Jangan bertindak macam-macam," ucapku ketakutan. Setelah pakaianku terobek seluruhnya, jadilah aku telanjang bulat sama seperti dirinya, ditambah lagi saat tidur aku tidak pernah memakai dalaman, semakin membuat pria siluman itu kegirangan. Pramuja memandangi tubuh telanjangku dengan kagum. Aku benar-benar sangat ketakutan. Matanya sangat tajam saat memandangi satu demi satu setiap inci anggota tubuhku. Karna ketakutan, aku kembali berteriak minta tolong "Papaaa!! Tolong Zahra, Papaaa!! Papaaa!!" teriakku dan kali ini lebih keras. Saat sedang cemas-cemasnya, seseorang menepuk-nepuk pipiku. Samar-samar kudengar suara seseorang juga tengah memanggil-manggil namaku, sangat lembut, karna tangan itu pula mataku terbuka. "Zahra, bangun, Nak. Kau kenapa?" tanya papa, yang ternyata sudah ada di hadapanku. "Papa?!" seruku setelah membuka mata, setelah menguceknya, aku membuka mata dengan lebih lebar. Aku segera melihat kebawah, astaga!! bajuku masih ada, aku juga melihat ke sekeliling kamar, tidak ada apapun. "Tuhan ... ternyata hamba hanya mimpi!! Tapi kenapa terasa begitu nyata?! Dan bibirku?! Aku masih bisa merasakan ngilunya," batinku seperti orang gila. "Zahra! Kau kenapa, Nak? Kau membuat papa khawatir," ucap Papa dengan wajah pucat. "Oh, aku tidak apa-apa, Pa. Zahra hanya bermimpi buruk saja," jawabku dengan nafas memburu. "Huft ... syukurlah, Sayang. Kau membuat Papa ketakutan, teriak-teriak seperti orang ketakutan," ucap Papa, mengusap kepalaku pelan. "Maafkan Zahra, Papa," jawabku tersenyum lembut menatapnya. "Ya sudah, tidurlah yang nyenyak, Sayang, dan jangan lupa berdoa," ucap Papa, merasa lega karna aku tidak apa-apa. "Tentu saja, Pa. Terima kasih," ucapku dan kembali tidur meski tubuh gemetaran, aku benar-benar sangat ketakutan. Semoga mimpi mengerikan itu tidak datang lagi. Ya, semoga saja. Aamiin .... ****** JANGAN LUPA TEKAN LOVE PLUS FOLLOW, SAYANG. PAPAY .... TBC.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN