Putra membawaku ke sebuah bukit yang bawahnya mengalir air danau yang jernih. Itu adalah tempat favorit keduaku setelah bukit yang ada di perkebunan teh Papa Prabu. Aku sengaja menuruti semua ajakan Putra karna memang ada satu hal yang akan aku jernihkan kepadanya, yaitu Pramuja. Aku ingin menjelaskan pada Putra bahwa hubungan kita tidak akan bisa lagi seperti dulu. Kita tidak bisa lagi bersama. Di hatiku hanya ada Pramuja, pria yang saat ini ada di dalam bajuku. Kulit lembutnya kadang membuatku geli saat menyentuh area pribadiku. "Ouh... Kak Pram..." desahku lirih. "Ada apa Zahra?" tanya Putra heran. "Eh!! tidak. Aku hanya ah... sakit, perutku sakit," jawabku salah tingkah. Aku tidak mau Putra tahu bahwa Pramuja yang ada di dalam bajuku ini adalah jelmaan ular. "Benarkah?! mengapa