“Hubungan kamu dan Dokter Rafael ada masalah?” Gina yang sedang duduk berdua bersama Arum di bangku taman belakang rumahnya tentu saja langsung menundukkan kepala setelah mendengar pertanyaan tersebut. Ia meremas kedua tangannya, nampak cemas karena tidak tahu harus menjawab apa. Melihat reaksi Gina saat ini membuat Arum menyadari ada sesuatu yang dihadapi oleh adik iparnya itu. Ia kembali meraih tangan Gina dan menggenggamnya lembut sambil memberikan tatapan lekat, berusaha memberikan ketenangan pada Gina. “Kakak mungkin nggak tahu seperti apa hubungan yang terjalin antara kamu dan Dokter Rafael sebenarnya, tapi kalau kamu ngerasa butuh teman cerita, kamu harus ingat kalau kamu selalu punya kakak, Gina,” ujar Arum dengan suara lembut yang menenangkan. Perkataan Arum tentu saja cukup