Cika tersenyum puas menatap penampilan Gina yang sudah nampak rapi dan cantik setelah ia membantu memilih pakaian dan make up wanita itu. “Akhirnya beres juga,” ujarnya yang nampak senang. Gina menghela nafas panjang sambil menatap jengah pada Cika. “Sebenernya ngapain sih aku harus siap-siap kaya gini? Emang kita mau kemana?” Tanya Gina dengan nada lelah. Sebenarnya ia sudah sangat tidak mood untuk keluar rumah setelah melampiaskan amarahnya pada Rafael tadi. “Ini tuh cara biar Dokter Rafael cemburu dan makin berusaha untuk ngejar kamu. Jadi jangan banyak ngeluh deh Gin,” nasehat Cika yang sekarang kembali menatap lemari pakaian Gina tepatnya lemari tempat menyimpan tas-tas, untuk memilih tas mana yang akan digunakan oleh Gina. “Ya aku tahu kamu punya rencana, tapi seenggaknya ngomong