Wanita tersebut menatap datar suaminya. Meski hatinya memanas dan perih, tapi berusaha dia tahan. Sebisa mungkin tak menitihkan air matanya di depan Yudha. Catat, hanya di depan Yudha saja dia tidak menangis. Gladys paham, dia yang sudah memulai semua kejadian ini. Hal yang terjadi hari ini dan selanjutnya adalah konsekuensi dari keputusannya. "Aku masih tidak puas. Aku ingin lagi," ucap Yudha, meracau. Benar sekali, malam ini Yudha kembali pulang ke rumah lebih malam dari biasanya. Bahkan bisa dibilang lebih malam dari kemarin, dan perempuan yang mengantar Yudha pulang juga perempuan yang berbeda. Gladys melihatnya sendiri karena lagi-lagi dia yang membukakan pintu untuk suaminya. Senyuman miring di bibir Yudha bangkit, menatap wajah Gladys dengan tatapan nyalang. Tak ada lagi kelembut