Raffa terpaku melihat seorang pria ambruk di lantai dengan d**a tertancap pisau yang dilemparnya barusan, matanya menatap dingin tak berperasaan membiarkannya tergeletak bersimbah darah dan kejang-kejang kemudian diam tak bergerak lagi. Dengan santai dia lalu meraih walkie-talkie yang terpasang di dinding. “Kemari dan bereskan sampah ini sebelum istriku melihatnya!” perintahnya singkat dan padat, tanpa menunggu jawaban langsung menutup kembali saluran frekuensi begitu saja. Raffa lalu melangkah pergi menuju dapur untuk mengambil air minum, kemudian berlalu kembali ke kamarnya lagi melangkahi jasad yang tergeletak di atas genangan darah itu. Vanesha yang baru saja selesai berpakaian, tersenyum melihat suaminya datang membawakan minum untuknya. “Thanks!” katanya lalu meminum air putih i