Rahang Raffa sontak mengeras, bersamaan dengan riak amarah memenuhi matanya. Dia memegang pinggang Layla dan mengangkat gadis itu turun darinya. “Jangan samakan aku dengan Papa!” ucap Raffa dengan nada dingin, menatap Layla dengan mata penuh amarah. Layla bisa melihat kebencian itu mata kakaknya, tapi dia tahu itu bukan untuknya. Selama ini dia hidup memiliki anggota keluarga yang lengkap, tapi Layla merasa suasana rumahnya terasa hampa. Rasanya ada yang hilang karena Raffa tidak ada di sana setiap kali mereka berkumpul bersama seperti sekarang ini. “Pulanglah ke rumah, Kak. Kami merindukanmu, Papa dan Mama juga …," ucap Layla tak kuasa menahan air mata, dia yang biasanya dingin dan cuek seolah kembali pada sosok seorang adik bagi Raffa. Raffa tertegun melihat Layla menangis, dia sonta