Bab 80. Perjuangan Adnan

1059 Kata

Happy Reading Pintu butik berderit pelan ketika Adnan mendorongnya. Aroma kain baru, parfum mahal, dan kemewahan menyapa mereka begitu masuk. Kaca-kaca besar memantulkan bayangan mereka, seakan memberi pengingat tentang keharusan memilih sesuatu yang sempurna. Namun, yang terpantul di mata Adnan bukan sekadar siluet dirinya dan Lina, tetapi beban yang sejak lama menghantui mereka berdua. Lina berdiri beberapa langkah di belakangnya, tangannya terlipat di depan d**a, wajahnya kaku tanpa ekspresi. Dia tidak mengeluh, tapi sikapnya jelas menyatakan keengganan. Tatapan dinginnya tertuju pada deretan gaun yang berjajar rapi di etalase butik, namun tidak ada sedikit pun ketertarikan di matanya. Bukan karena gaun-gaun itu jelek—mereka semua menawan, dengan siluet sempurna dan bahan terbaik—tet

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN