Happy Reading. Sudah beberapa bulan ini, Adnan semakin intens mendekati Lina. Pria itu tak pernah melewatkan satu pun kesempatan untuk bisa bertemu atau setidaknya sekadar bertukar pesan dengan Lina. Jika dulu Lina selalu menjaga jarak dan bersikap dingin, sekarang keadaannya mulai berbeda. Lina, meski masih menyimpan keraguan, tampak lebih bisa menerima kehadiran Adnan di sekitarnya. Seperti siang ini, ketika Adnan tiba-tiba muncul di perusahaan tempat Lina bekerja, membawakan makanan favoritnya yaitu keripik kentang untuk cemilan Lina di sela-sela waktu bekerja. "Sudah makan, Lin?" tanyanya dengan senyum hangat yang hampir tak pernah hilang dari wajahnya. Lina menatap Adnan dengan pandangan datar, tapi bibirnya sedikit tersenyum. “Belum,” jawabnya singkat. Meski ia berusaha bersi

