"Masya Allah, putri Papa cantik sekali." Nada terkejut ketika melihat Hendra sudah berada di ambang pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Nada berniat melepas jilbab yang ia kenakan, tetapi Hendra mencegahnya. "Jangan dibuka, Nak. Biarkan seperti itu. Papa sangat senang melihat kamu memakai pakaian ini. Putri Papa yang memang sudah dasarnya cantik, kini makin terlihat anggun," puji Hendra dengan tulus. Nada tersipu. Papanya yang ia pikir akan menertawakan dirinya, kini malah memuji dan menyukai penampilannya. "Apa Nada pantas berpakaian seperti ini?" tanyanya lirih pada sang Ayah. "Sangat. Sangat pantas," ucap Hendra dengan yakin. "Boleh Papa bertanya?" lanjutnya kemudian. "Papa mau nanya apa? Tanyakan saja, tidak usah sungkan seperti itu." Hendra tersenyum dan mengangguk. "Kenapa ti

