Sita berdecap sebal. "Iya.. iya ka! namanya Arsya, dia chef di hotel tempatku bekerja." Sita menyerah, Mila bukan tipe kakak yang mudah diajak kerja sama jika menyangkut rasa ingin tahu yang tinggi. Oh! sita baru tahu dari mana asal sikap keponakannya ali. Mila mengeluh dan tidak menyadarinya--Buah jatuh tidak pernah jauh dari pohonnya kecuali itu pohon dekat sungai deras dan buah jatuh ke sana ikut terbawa arus! itu lain lagi artinya. Kini berganti mila yang terdiam, "tunggu ta, jangan di matikan!" Katanya. Baru sita mau bertanya Mila terlihat beranjak, menghilang dari layar laptop. Tidak lama, dia kembali namun matanya terfokus melihat ke layar ponsel. Jemarinya sibuk mengetik sesuatu di ponselnya hingga bola matanya membulat, tak lupa bibirnya terbuka. "tuh kan! namanya tidak asing