Sabrina POV Kafa kembali memberikan sikap dingin padaku sepanjang perjalanan kami kembali ke rumah kami. Walaupun aku menyadari apa yang membuatnya kesal—karena Rama mengantarkan aku pulang ke rumah Ibu, padahal dia sendiri sudah menawariku tumpangan yang malah aku tolak. Dan kenyataan kalau kami berpelukan cukup lama dalam mobil Rama—meskipun Kafa berada di hadapan kami, pastilah melukai egonya. Bagaimapun aku menjelaskan keadaannya pada Kafa, Kafa tidak mau mendengarku. Ia terlanjur kesal. Atau mungkin cemburu. Padahal dia sendiri yang tau, kalau aku memilihnya, daripada Rama, sahabat terbaikku. But again, Kafa didn’t listen to me, at all. Sejujurnya aku memiliki alasan untuk itu. Itu karena aku tidak ingin kehilangan Rama lagi. Aku tau, semenjak kejadian waktu dulu—saat aku tau ba
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari