Setelah lepas dari kejaran kak Rama dan beberapa orang suruhannya, aku memejamkan mata guna menghilangkan kepenatan, aku bersembunyi di belakang pohon besar pinggir jalan. Airmataku terus saja berlinang, tanpa henti karna rasa kecewa dan merindukan kak Ani yang biasanya menghiburku kala sedang marahan dengan kak Rama. "Kak Ani ... maafkan, Anna. Kali ini Anna tidak bersalah, kan? Kak Rama tidak mengakuiku sebagai istrinya, aku bisa apa? Hanya bisa kabur sejauh mungkin darinya. Maafkan Anna ya, Kak," lirihku sangat kecewa. Mengingat kelakuan kak Rama! Hatiku sakit apalagi ketika melihatnya tidur dengan kak Amel di ranjang yang sama! Aku semakin terluka. Mungkin niat kak Rama ingin melindungi kak Amel, tapi jika sudah tidur bersama! Itu beda lagi ceritanya. Dasar tidak peka!! Hari sudah

