BAB 15

1056 Kata

Setelah agak lama berkendara, kak Rama menghentikan mobilnya tepat di depan rumahnya, rumah yang dulu aku tinggali dengan kak Ani, kakak kesayanganku, darahku, saudara kandungku satu-satunya. Mengingatnya membuatku meneteskan airmata, sangat rindu ingin dimanja olehnya, biasanya kalau aku pulang telat saat sekolah, kak Ani marah, sekarang jangankan marah, mungkin kakak akan mencekikku jika tahu aku kabur meninggalkan rumah. "Maaf, Kakak ... bukan maksud Anna membantah ucapan kakak, hanya saja ... Anna kecewa pada kak Rama," batinku berusaha menghindar dari ciuman kak Rama, tapi lagi-lagi kak Rama kembali menciumi tubuhku. Entahlah ... meski sudah berkali-kali mencumbuku, sepertinya kak Rama tidak pernah puas, aku yang tidak bisa apa-apa hanya bisa pasrah diapa-apakan olehnya, dicium, dire

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN