Rafa menoleh, mengerutkan keningnya. “Rambutan? Sekarang?” Nina mengangguk semangat. “Iya, dan Mas yang harus petik sendiri, gak boleh suruh orang lain.” Rafa menghela napas, menatap jam dinding yang sudah mau menjelang malam. “Tapi udah malam, Nina. Besok pagi aja ya? Aku janji deh, besok aku petikin.” Nina menghela napas panjang, tapi akhirnya menyerah. “Ya udah, besok pagi jangan lupa ya.” Rafa tersenyum lega, mengusap kepala istrinya. “Pasti, Sayang. Sekarang kamu istirahat dulu. Besok pagi aku petikin.” *** Pagi pun tiba. Rafa terbangun dengan satu tujuan utama, memetik rambutan untuk Nina. Setelah sarapan, ia bersiap pergi ke kebun rambutan yang berada di pekarangan warga kampung, tidak jauh dari mansion mereka. Namun, Rafa punya satu masalah besar, ia tidak bisa memanjat pohon