Darah Emma berdesir hebat, seakan sedang saling bergesekan hingga menimbulkan hawa panasnya di sekujur tubuhnya. Bisa-bisanya sang suami meracau menyebutkan nama seorang wanita, dan wanita itu bukanlah dirinya atau mamanya Rafa.
“Nina! Mas menyebut nama Nina!” ucap Emma semakin mendidih hatinya, lantas ia menatap tajam pada Cakra yang masih berdiri di sisi ranjang suaminya.
“Cakra jelaskan padaku, Nina yang mana ini! Kenapa suamiku mengigau menyebut nama Nina? Apakah pembantu itu ... huh!” cecar Emma menggebu-gebu.
“Saya mana tahu Nyonya, Nina yang mana. Yang saya tahu ya maid itu. Dan saya juga tidak mengerti kenapa Tuan Rafa menyebut namanya,” jawab Cakra seadanya dan berusaha tampak santai. Lagi pula pada kenyataannya ia juga tidak tahu mengapanya. Tapi biasanya orang yang mengiga
