Di lain tempat, lebih tepatnya di salah satu villa yang ada di Puncak, Bogor. Dimas membawa Emma menginap di villanya, dan selama di sana pria paruh baya itu memuaskan hasratnya dan selalu meminta Emma untuk memuaskannya. Namun, entah mengapa kali ini Emma mengeluh perutnya sakit setiap Dimas menghunjam keperkasaannya ke bagian intimnya, terkadang ada bercak darah. “Mas, hentikan ... perutku semakin sakit!” seru Emma, kedua tangannya menahan bobot d**a pria itu, berharap pria itu berhenti mengenjotnya. Dimas mendesis, puncak hasratnya tidak bisa ditunda begitu saja, pinggulnya semakin bergerak cepat tidak peduli dengan Emma yang semakin berteriak kesakitan. “Mas Dimas!” pekik Emma, saking sakitnya ia pun menangis. “Tahan sakitnya! Nanggung, aku belum keluar!” sentak Dimas tampak kesal