Pria yang sejak tadi bergulat dengan isi hatinya sendiri, menarik napasnya dalam-dalam. Ia sudah tahu jika Nina pada akhirnya kembali memilih bersama dengan rivalnya setelah sempat mendapatkan undangan resepsi pernikahan, hanya saja ia tidak bisa menghadirinya karena berada di luar kota. Kecewa pasti ada dalam hatinya, apalagi pria itu sempat berharap bisa menjalin hubungan kembali, meski Nina sendiri tidak pernah memberikan ia harapan. “Huft.” Pria itu lantas mendesah, membuang rasa sesak yang sempat melingkupi dirinya. Sementara itu Rafa yang sudah selesai meletakkan boks susuu ke raknya mengajak Nina ke bagian buah-buahan, ia ingin memenuhi kebutuhan istri dan calon buah hati mereka. Dan, pada saat itu mereka berpapasan. “Assalammualaikum, Nina. Kebetulan sekali kita bertemu di sin