23

2252 Kata

Aku hanya akan mencintaimu, Del. Jangan khawatir. Lagipula aku nggak akan berani mencintai orang lain selain kamu. Aku melebarkan senyuman, rasanya pipiku jadi sakit karena kebanyakan senyum. Hatiku senang, bahagia walau hanya sebatas mengingat apa yang terjadi kemarin. Walau tentu saja, aku masih penasaran dengan pernyataan si bayi yang mengatakan dia sudah mencintaiku dari dulu. Maksudku, kata 'dulu' yang dia maksud itu kapan? Aku ingin tahu. Sangat ingin tahu. "Kenapa, Del? Mikirin apa?" Aku menoleh, menatap Abang terlucknut-ku yang kembali masuk ke kamarku tanpa izin. "Bang, ketuk dulu napa pintunya kalau mau masuk kamar orang!" omelku. Bang Izul mencebikkan bibirnya. Dengan pelan, dia menjitak kepalaku. "Udah, kamu aja yang nggak denger karena karena asyik ngelamun," katanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN