Lily melepaskan tautan bibirnya lebih dulu dan menghirup udara segar. Karena Rainer yang seperti tak ingin berhenti sedetikpun memagut bibirnya.
Bahkan, ia malah terlihat akan memulainya lagi. Namun, dengan cepat Lily menahan tubuh Rainer, yang mendekat dengan kedua tangannya.
"Ayo kita pulang. Aku capek. Emangnya kita mau terus-terusan di sini??" rengek Lily.
Rainer tersenyum lebar dan mulai menggoda istri kecilnya lagi.
"Asalkan bersama kamu. Semalaman ada di sini pun tidak masalah," ujarnya.
"Ih nggak mau! Aku nggak mau di sini semalaman!" protes Lily dengan bibir yang dimajukan dan dahi mengernyit.
"Baiklah sayang. Bila kamu yang memintanya. Kita akan pulang ke rumah sekarang," ucap Rainer yang langsung meletakkan kedua tangannya pada kemudi dan menyalakan mesin mobil, lalu mela
