Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Beberapa hari kemudian, Arcene akhirnya diperbolehkan pulang. Kei dan Landon menjemputnya dengan mobil mereka, memastikan bahwa Arcene dan kedua bayinya merasa nyaman selama perjalanan. Selama menjaga Arcene, Kei dan Landon menginap di hotel yang ada di dekat rumah sakit. Ketika mereka tiba di tempat tinggal Arcene, Landon membantu menurunkan barang-barang, sementara Kei menggendong salah satu bayi yang sedang tidur nyenyak. “Kau benar-benar tinggal di sini sendirian?” tanya Kei sambil memandangi rumah Arcene yang sederhana namun bersih. Arcene mengangguk. “Ya, ini satu-satunya tempat yang bisa kutempati saat ini. Maria meminjamkannya padaku. Tapi aku bersyukur karena rumah ini memberikan aku dan bayi-bayiku perlindungan.” Kei memandang Arcene dengan mata penuh rasa iba namun