Ivy menatap keluar jendela, memandangi langit senja yang berwarna jingga keemasan. Tangannya menggenggam secangkir teh chamomile, aromanya yang menenangkan sedikit mengurangi kegelisahan di hatinya. Telepon di meja berdering—lagi-lagi dari Dhruv. “Baby, sudahkah kau mempertimbangkannya?" suara Dhruv terdengar tenang namun penuh harap. Ivy menarik napas dalam. "Aku butuh waktu, Honey. Ini bukan sekadar pernikahan biasa. Ini tentang hidupku, karierku." "Aku tahu. Dan aku berjanji, tak ada yang akan kuhalangi. Aku akan mendukungmu sepenuhnya, Ivy. Bahkan jika itu berarti kita harus menunda punya anak." Kata-katanya tulus. Ivy mengenal Dhruv cukup lama untuk tahu bahwa pria itu tak pernah mengumbar janji kosong. Tapi bisakah dia benar-benar percaya? Bisakah pernikahan ini berja
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari