"Aku hamil! Aku hamil anak kamu!" Kalimat yang diutarakan Kalista, membuat Rama menegang. Dia terlihat meremas wajahnya frustrasi. "Kamu tahukan apa yang sedang kamu katakan itu bukanlah sebuah mainan?" ucap Rama dengan serius. "Aku tahu, dan aku tahu seperti apa konsekuensinya. Kamu sudah punya istri, dan aku rela, aku tidak apa-apa kalau dijadiin istri yang kedua dan sama sekali gak kamu peduliin. Aku cuma mau anak ini ada ayahnya dan ada statusnya." Rama menghela napas lelah, sama seperti seseorang yang saat ini ada di belakang pintu. Dia mendengarkan percakapan mereka. Kemudian ia kembali ke dapur dan mengambil jus yang di pesannya. "Rasanya seger," ucapnya pada Mbak Sari. "Nyonya mau lagi? Akan saya buatkan lagi kalau Nyonya mau?" ucap Mbak Sari. Ana menggeleng dan meletakan gel