80. Mr. E

2115 Kata

Sepuluh menit berlalu, aku terus menatap Mas Dhika tanpa kedip. Dia tidur telentang dengan keadaan topless. Selimutnya turun sampai pusar, membuat bagian atas badannya benar-benar terekpos nyata di depanku. Aku memegangi wajahku. Rasanya panas sekali. Mungkin saat ini wajahku merah merona karena malu. Sejak membuka mata dan sadar akan apa yang terjadi beberapa jam yang lalu, rasa malu langsung menyerang sampai membuatku menjerit tertahan di dalam selimut. Tidak ada istilah malam pertama untukku dan Mas Dhika. Yang ada hanya pagi pertama, yakni pagi pertama yang luar biasa. Pagi yang harusnya terasa sejuk, seketika berubah panas sampai membuat kami berkeringat. Aduh! Aku ingat semua tentang detailnya. Benar-benar sampai ke hal terkecil. Bagaimana saat Mas Dhika memulai, sampai dia meng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN