“Kara. Akhirnya kamu bangun juga.” Intan senang melihat Kara yang matanya mulai terbuka setelah hampir satu jam lamanya dia tidak sadarkan diri. Ada tiga tenaga medis yang menangani Kara dengan baik, sehingga Kara bisa sadar dari pingsannya. Intan tidak lupa berterima kasih ke tenaga medis yang sudah selesai bertugas. “Intan, kamu sudah menikah?” tanya Kara, dia melihat Intan yang masih berpakaian pengantin, tapi atributnya tidak lagi terlihat. Intan tertawa sambil menangis. “Sudah, Kara. Jangan pikirkan aku. Pikirkan kamu nih.” Kara mengamati wajah Intan dengan seksama, lalu dia terdiam, seperti ada yang dia pikirkan dan dia yang terlihat sangat sedih. “Hei, Kara. Aku di sini sama kamu,” ujar Intan. Kara menangis, menyadari mimpi indahnya yang sangat cepat berlalu. Intan meraih