Epilog

607 Kata

3 tahun kemudian... "Bang Iko! Bang Iko! Bang Iko!" Suara cempreng itu membuat Riko yang sedang bermain puzzle menjadi kesal. "Apacih?" "Ita, mo pinjem pajelnya oleh?" "Ndak iye!" "Ih, jahat. Abang macam apa lah!" Riko tidak memperdulikan dumelan adiknya. Ia tetap fokus bermain puzzle miliknya. Hal itu membuat Rita jadi kesal sendiri. Ia pun mengadu kepada Pleura. "Mah! Mah!" Rita menggoyangkan lengan mamanya. "Eh, kenapa Rit?" "Malahin Bang Iko Mah! Bang Iko jahat ama Ita!" "Jahat?" "Iya, Ita mo pinjem pajelnya ndak dipinjemin ama dia!" Pleura pun menghampiri Riko. "Riko sayang, pinjamkan dulu ya mainannya." Riko menatap Pleura dan Rita bergantian, ia menghela napasnya perlahan. Adiknya itu memang tukang mengadu. Hal sekecil apapun pasti selalu mengadu. Pleura terkekeh mel

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN